the next

15.55


          Januari, 2013
        Tak terasa aku telah berada di permulaan semester akhir. Tak terasa pula waktuku bersekolah tinggal beberapa bulan lagi. Aku bangga menjadi bagian dari keluarga besar SMK 1 Madiun ini. Ya, rasaku dan penyesalanku selama ini sudah hilang. Aku bangga sekali. Ternyata tidak ada ruginya juga belajar di SMK. Aku jadi punya modal skill. Teori juga tak kalah. Banyak prestasi dari smk yang bisa mengalahkan anak sma. Setelah lulus pun bisa langsung kerja, atau bahkan kuliah. Aku mulai sadar bahwa capek yang saya rasakan dapat membentuk pribadi dan karakter kita. Melatih disiplin dalam berbagai hal. AKU BANGGA MENJADI ANAK SMK.
          Aku mulai disibukkan dengan tugas tugas akhir. Teori dan praktek semua cukup menguras tenaga dan pikiran. Aku tak menghiraukannya. Prinsip hidupku adalah kerjakan dulu semaksimal mungkin, tak lupa dampingi usaha dengan doa dan ikhtiar, hasil jangan dipikirkan. Insyaallah semua akan berjalan lancar. Anggap aja hasil adalah hadiah dari kerja dan usahamu. Bila hasilnya memuaskan, berarti itu bonus untukmu atas usahamu. Itulah yang aku lakukan hingga saat ini. Terkurasnya tenaga, waktu, pikiran, financial memang tak terasa.
          Ketidakmampuan orang tuaku aku jadikan motivasi untuk mengubah kondisi tersebut. Sekolah di smk yang murah saja aku masih meminta bantuan BKSM dari sekolah. Dari kondisi tersebut mulai muncul banyak pemikiran untuk masa depanku. Aku ingin jadi pengusaha. Aku ingin jadi seniman, entertainer, kerja magang ke Jepang sehingga bisa merenovasi rumah, bikin usaha, punya rumah sendiri, mobil, bahagiakan orang tua, apapun itu pokoknya menjadi orang besar. Aku rancang masa depanku. Aku berencana setelah lulus magang ke Jepang, sekaligus mencari modal untuk usaha. Lumayan kan.
          Pikiranku masih cetek banget. Hanya kerja yang aku pikirkan. Sebenernya juga ingin melanjutkan studi, tapi masih ragu dan minder. Mungkin itu penyebab doktrin dari orang tuaku, yang mengharuskan aku untuk bekerja. Memang orang tuaku tak sanggup untuk membiayaiku kuliah. Belum tau apa – apa mengenai berbagai beasiswa yang ditawarkan ptn. Aku jadi kudet informasi mengenai itu semua. Karena yang aku tuju adala hanya magang Jepang. Aku juga menyadari kondisi orang tuaku. Mau tak mau aku mengikutinya.
          Lowongan pertama yang aku ajukan adalah pertamina. Aku mendaftar. Nama sebesar pertamina siapa yang nggak mau coba ? saat itu baru memasuki semester akhir. Mumpung ada aku coba dulu. Dan juga mudah persyaratan mendaftarnya. Semua berkas dikirim lewat pos. Perang dan persaingan masa depan segera dimulai. Aku pd aja dengan ini. Yakin lolos.
          Selang beberapa hari, ada pengumuman pendaftaran maba pens 2013 bidik misi pmdk berprestasi tanpa tes. Disinilah awal kebimbanganku. Aku ingin segera kerja, di sisi lain ingin juga melanjutkan studi. Alasanku kerja karena orang tua. Dari dulu belum ada pikiran untuk kuliah. Aku menjadi sangat bodoh dan tolol dalam keadaan ini. Belum melakukan hal yang mengubah masa depan, sudah memikirkan yang enggak enggak, memikirkan hal yang negatif. Aku nekat mendaftar di pens, dengan jurusan mmb di pilihan pertama dan telekomunikasi pilihan kedua. Sebelumnya aku ngomong ke orang tua dulu. Mereka masih kukuh untuk pekerjaan. Mereka bilang iya di mulut, tapi enggak di hati, dan aku tau itu. Karna itulah aku juga gak niat 100% daftar pens.

to be continued……

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images